Mengelola Keuangan Pribadi di Era Pandemi (1)

Mengelola Keuangan Pribadi di Era Pandemi (1)

Mengelola keuangan pribadi menjadi suatu hal yang sangat penting. Apalagi di masa-masa pandemi seperti yang saat ini kita rasakan. Pandemi menjadi sejarah bagi dunia dan negara, suatu masa yang dalam sekejap mampu menggoncang secara masiv segala aspek kehidupan. Covid-19, penyakit virus menular dan berbahaya ini menjadi momok yang memaksa suatu negara, suatu entitas, dan seseorang harus kehilangan ke’normal’annya; normal aktivitasnya, normal tradisinya dan normal pendapatannya.

Uang menjadi hal terpenting, dengan harapan kebutuhan hidup dapat terpenuhi di era pandemi ini. Lalu, akankah uang dapat kita kelola untuk seseorang dapat bertahan hidup, atau malah tidak hanya bertahan hidup tapi juga kita masih dapat berharap hal lain yang indah dan masih dapat bahagia dengan keterbatasan keuangan kita di masa sulit ini? dan bagaimana mengelola keuangan pribadi Anda di masa sulit ini?

Menurut data survey Bank of America, Better Money Habits pada Winter 2020 pada saat pandemic ini berlangsung mengungkapkan bahwa perilaku milenial sudah mulai memikirkan untuk mengelola keuangannya dengan baik. Kaum milenial memilih hidup minimalis, memilih untuk mempersiapkan masa depan sebanyak 73% ketimbang memilih menghabiskan uang sesuai keinginan yang dirasakan dengan presentasi survey 22%. Para lajang usia milenial mulai memikirkan penggunaan uang yang lebih bijaksana, misalnya 82% para lajang lebih memilih menggunakan uangnya untuk pembayaran uang muka rumah dibandingkan memiliki pesta pernikahan yang diimpikan.

Terjadinya perubahan gaya hidup yang mulai bergeser dari pemahaman ‘apa yang saya inginkan?’ Menjadi ‘apa yang saya butuhkan’, yaitu dengan mempertimbangkan dengan matang penggunaan uang khususnya di masa pandemic ini.

Apa sebenarnya penyebab keuangan pribadi sulit untuk dikelola? Berikut penyebabnya:

  1. Tidak adanya anggaran

Jika pendapatan yang diterima tidak disisihkan pada pos-pos pengeluaran yang sudah ditentukan, maka kemungkinan uang yang masuk tersebut akan keluar tanpa tujuan yang jelas. Membuat anggaran dalam bentuk penghitungan persentase membuat kita berkomitmen di awal untuk menjaga pos-pos yang sudah Anda sepakati di awal tentunya dengan tujuan dan harapan yang jelas atas uang yang keluar. Tidak ada anggaran ini menjadikan seseorang kemungkinan akan kehilangan kendali atas uang yang dipegang dan tidak ada ukuran untuk membatasi pengeluaran-pengeluaran tertentu. Untuk itulah dibutuhkan anggaran di awal pemasukan diterima.

  1. Kebiasaan Tidak Disiplin

Kebiasaan tidak disiplin ini memang menjadi alasan yang sebagian besar akan diucapkan dari masyarakat umumnya. Dengan keinginan ingin memiliki sesuatu, keinginan untuk Bahagia, keinginan untuk mengikuti trend menjadi alasan mengapa sebagian masyarakat akhirnya menghabiskan uang yang berlebihan dan berakhir dengan pengeluaran yang ternyata dapat lebih besar dari pendapatan setiap bulannya. Dalam mengelola keuangan pribadi dibutuhkan adanya karakter disiplin yang membentuk seseorang untuk konsisten dan komitmen untuk mengelola pengeluaran dan mempersiapkan masa depan.

  1. Gagal Menabung dan berinvestasi

Karena kebiasaan yang sulit mengontrol keuangan Anda, pengeluaran yang terlalu besar untuk kesenangan sesaat menjadikan seseorang gagal menabung dan melakukan investasi. Salah satu yang menimbulkan depresi bagi para lajang ataupun berkeluarga adalah saat seseorang mendapati tidak adanya simpanan  untuk masa depan, Ketika terjadi kondisi darurat atau keperluan mendadak, mereka tidak memiliki dana untuk memenuhi dan berakhir dengan pinjaman berbunga tinggi atau melakukan tindakan yang tidak baik. Untuk itulah diperlukan perubahan sikap yang lebih memikirkan masa depan ataupun tujuan hidup lainnya.

 

Setelah kita mengetahui penyebab keuangan pribadi sulit untuk dikelola, lalu pertanyaannya adalah, bagaimana sebenarnya mengelola keuangan pribadi kita? Jawabannya akan ada di artikel sesi yang kedua ya, mari kita simak!

Referensi:

Bank of America, Better Money Habits Winter 2020

https://www.forbes.com/feature/millennial-money/#3a26150c4799